Air Compressor (Bagian 3)

Air Compressor (Bagian 3)

2 April 2014

Membicarakan Air compressor atau kompresor udara, hal pertama yang biasanya kita ingat tentu saja tentang bagaimana kita sering menggunakan jasa tambal ban di pinggir jalan untuk setidaknya menambah tekanan udara pada ban kendaraan kita. Namun, tahukah anda, air compressor yang dipakai di kebanyakan tukang tambal ban tersebut adalah salah satu jenis air kompresor yakni belt driven? Ya, jenis kompresor belt driven ini memang tergolong sebagai air compressor yang paling banyak dipakai di masyarakat.

Air compressor jenis belt driven terkenal dapat bertahan dalam waktu yang lama, hal ini sebenarnya bisa dimengerti mengingat air compressore ini memakai jenis penggerak yang direkomendasikan dengan putaran sekitar 1500 rpm. Jenis dari air compressor ini pun cukup banyak di pasaran, dari yang berjenis single stage yang memiliki tekanan kerja sebesar 8 bar dan tekanan maksimum 10 bar, air compressor dengan jenis two stage dengan tekanan kerja 12 bar dan tekanan maksimum 14 bar, air compressore bertekanan tinggi yang biasanya memiliki tekanan kerja sebesar 14 bar, atau bahkan jenis air compressor terakhir yang berjenis booster yang bekerja sebagai air compressor tambahan dengan tujuan meningkatkan tekanan ke level yang jauh lebih tinggi.  Dari beberapa jenis air compressor belt driven tersebut, sebenarnya masih dapat terbagi lagi ke spesifikasi yang jauh lebih detail, hanya saja, pembagian tersebut lebih berupa debit udara yang dihasilkan sebagai pilihan bagi para penggunanya saja.

Jenis air compressor terakhir yang kita bahas adalah jenis screw yang biasanya digunakan pada pekerjaan yang membutuhkan tekanan udara tanpa henti dalam waktu 24 jam atau pada pekerjaan yang membutuhkan debit udara yang cukup tinggi. Air compressor screw dikenal sebagai penghasil udara yang minim uap air sekaligus minim suara bising. Hal ini dapat terjadi karena air compressor ini memakai dua buah screw atau ulir yang terus berputar memompa udara.

Sumber: kaskus.co.id