Menyesuaikan Pemadam Dengan Jenis Kebakaran (Bagian 4)
1 September 2014
Seiring dengan perkembangan jaman, manusia semakin banyak memakai beragam jenis barang yang terbuat dari bahan-bahan yang berbeda. Sebagai contoh, jika jaman dahulu kita banyak memakai bahan kayu atau batu sebagai berbegai jenis peralatan dan furniture rumah tangga, maka kini kita dapat menemukan berbagai barang rumah tangga tersebut terbuat dari bahan-bahan modern seperti plastik atau bahkan kayu olahan. Pemakaian bahan bahan elektronik dan beragam bahan kimia pun menjadi semakin banyak untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Sebagai contoh sederhana, pada jaman dahulu kita tentu tidak mengenal adanya penyemprot aerosol yang dijadikan bahan pembasmi nyamuk atau serangga atau bahkan sekadar alat penghangat nasi elektronik.
Dengan adanya beragam bahan yang digunakan, resiko akan terjadinya pun juga semakin meningkat. Penyemprot serangga aerosol misalnya, jika kita sembarangan menyemprotkannya pada area yang memiliki api seperti di area kompor gas dapur, maka bisa jadi penyemprot serangga ini dapat memicu kebakaran. Hal yang sama juga berlaku bagi peralatan elektronik, jika tidak dirawat atu diberi instalasi listrik yang benar, maka bisa jadi konsleting listrik akan terjadi dan kebakaran yang tidak diinginkan pun muncul.
Biasanya, untuk memadamkan api, kita akan memakai air, namun dalam kasus kebakaran yang berhubungan dengan peralatan yang berhubungan dengan peralatan dan jaringan listrik, maka kita harus hati-hati dalam memilih pemadam. Air jelas tidak cocok untuk memadamkan kebakaran karena listrik mengingat sifatnya yang menghantarkan listrik, namun pemadam api berbahan busa atau foam pun juga kurang aman untuk digunakan pada jenis ini meskipun dalam keadaan darurat alat ini bisa menjadi jawaban akan jenis kebakaran ini. Meskipun begitu, pemadam berbahan busa terkenal serbaguna karena mampu memadamkan jenis kebakaran kelas A dan kelas B dan harganya pun cenderung lebih mahal dari pemadam biasa.