Mengenal Sejarah Resin (Bagian 4)
30 May 2014
Resin telah banyak berperan dalam dunia industri sejak awal adanya revolusi industri di akhir abad 19. Awalnya, resin yang dipakai oleh kalangan industri adalah yang berasal dari damar-damar yang berasal dari pohon, namun seiring dengan ditemukannya resin sintetis yang berasal dari hasil pengolahan minyak bumi, maka penggunaan resin yang terbut dari damar pun lambat laun semakin berkurang karena kalangan industri justru jauh lebh tertarik untuk menggunakan resin sintetis.
Pada masa jayanya, saat damar masih menjadi bahan utama yang dicari dan dipergunakan dengan skala masif di dunia industri, hutan-hutan di tanah air banyak yang memasok bahan alam ini dari berbagai penjuru daerah. Tercatat, area penghasil damar terbesar di tanah air terdapat pada hutan-hutan di area pulau Sumatera bagian selata barat dan Kalimantan bagian barat. Sementara untuk masa kini, kita dapat menemukan hutan-hutan pemroduksi damar di area sekitar pesisir selatan Sumatera, yakni di sekitar pesisir Krui, Lampung.
Dikarenakan turunnya permintaan resin yang berasal dari alam, maka Indonesia pun dikenal sebagai satu-satunya negara penghasil damar di seluruh dunia. Pengguna damar dari area dalam negeri biasanya adalah pabrik-pabrik cat bermutu rendah sedangkan damar-damar berkualitas tinggi justru diekspor secara mentah ke Singapura untuk kemudian diproses kembali dan dijual sebagai dupa ataupun bahan baku pabrik cat di berbagai negara. Selain pabrik cat, beberapa industri seperti industri batik pun menggunakan damar sebagai salah satu bahan produksinya, hanya saja, pabrik cat lokal pun mulai menggunakan jenis resin-resin sintetis dari pabrik petrokimia. Hal ini membuat pasar resin alamiah dalam negeri dari damar pun semakin menurun seiring dengan semakin meningkatnya permintaan resin-resin sintetis.