Bahan Yang Dipakai Oleh Pemadam Kebakaran (Bagian 1)

Bahan Yang Dipakai Oleh Pemadam Kebakaran (Bagian 1)

4 September 2014

Kebakaran adalah salah satu bencana yang tidak ingin didapatkan oleh siapapun. Dampak dari kebakaran sendiri sangatlah merusak. Kita dapat melihat contoh sederhana adri berita-berita yang ada di layar televisi atau media cetak tentang betapa banyak kerugian material atau bahkan nyawa yang hilang karena bencana ini. Bahkan, jika kebakaran terjadi pada perkampungan yang padat, maka kita akan mendapatkan ratusan atau bahkan ribuan rumah yang terbakar sehingga banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal.

Dampak dari kebakaran yang terjadi di tanah air memang cenderung sangat merusak. Hal ini sebenarnya bisa dimengerti jika melihat kultur dari masyarakat kita yang masih kurang paham dalam hal pencegahan kebakaran ataupun penanganan pertama saat terjadi kebakaran. Pada perkampungan padat di dalam kota, kita tentu dapat melihat sambungan listrik yang sangat buruk karena maraknya pencurian listrik. Instalasi listrik yang maha semrawut ditambah dengan mepetnya jarak antar rumah penduduk yang dibuat dengan bahan yang sangat mudah terbakar membuat api pun akan sangat mudah menyebar jika tiba-tiba muncul api yang tidak dapat dikendalikan.

Bahan pemadam kebakaran yang pertama dipakai tentu saja adalah air. Air sendiri dikenal secara luas sebagai pemadam api paling umum yang digunakan. Sayangnya, dalam perkampungan rumah yang padat, kita biasanya akan kesulitan mendapatkan air saat terjadi kebakaran. Sumur-sumur berada di dalam rumah dan biasanya telah ditutup dengan semen, air PAM terkadang tidak mengalir, dan bahkan air selokan mengalir dalam saluran yang sangat sempit atau bahkan telah tertutup jalan. Bahan air dalam pemadam kebakaran sendiri sebenarnya hanya cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A, yang biasanya mudah terjadi pada area perkampungan, sekolah, dan bahkan perkantoran.  Untuk kebakaran jenis kelas B atau kelas C sebaiknya pemadam dengan bahan air tidak digunakan karena air justru bersifat konduktif dan dapat membuat api justru semakin tidak terkendali.