Menyesuaikan Pemadam Dengan Jenis Kebakaran (Bagian 1)
27 August 2014
Di Indonesia, masih banyak orang yang masih beranggapan bahwa memadamkan api haruslah dengan api. Hal ini sebenarnya didasari dari pemahaman umum dimana air hanya dapat dipadamkan dengan air. Namun, hal ini sebenarnya tidak benar adanya karena meskipun memberikan air, belum tentu api dapat padam. Dalam beberapa kasus bahkan air dapat membuat api menjadi lebih besar. Sebagai contoh, saat terjadi kebakaran yang memiliki kaitan dengan aliran listrik, tentu akan sangat riskan jika kita sembarangan menyiram air ke berbagai peralatan elektronik. Bisa jadi aliran listrik yang teralirkan oleh adanya air dapat membahayakan berbagai manusia maupun membuat kebakaran menjadi semakin hebat. Hal inilah yang mendasari sebaiknya kita jauh lebih berhati-hati dalam memadamkan api.
Berbagai macam jenis pemadam api dengan bahan yang berbeda-beda telah banyak diciptakan untuk dapat memadamkan berbagai kelas kebakaran. Disinilah kita harus mempelajari sebenarnya jenis-jenis pemadam apa yang dapat mengendalikan jenis kebakaran tertentu. Dengan pengetahuan yang baik, tentu kita tidak akan salah memilih dan mampu mencegah api untuk semakin membesar dan merusak.
Pemadam api pertama yang kita kenal tentu adalah yang berbahan dasar air atau disebut juga dengan Water Fire Extinguisher. Pemadam air ini tentu saja berharga paling murah karena bahannya banyak ditemui dimana-mana. Jenis pemadam ini juga sangat mudah ditemui di manapun. Namun, kita harus tahu bahwa jenis pemadam ini hanya cocok untuk memadamkan jenis kebakaran kelas A atau yang berhubungan dengan benda padat kering seperti kertas, kayu, plastik, dan benda lain yang banyak ditemui di rumah penduduk. Jika kebakaran yang terjadi adalah kebakaran yang berkelas B dan berupa cairan atau minyak atau yang berhubungan dengan kelistrikan, jenis pemadam ini jelas tidak akan cocok dan bisa jadi malah akan membuat api lebih sulit untuk dikendalikan.