12 November 2012
Untuk memberikan informasi yang kuantitatif dari suatu gejala alam diperlukan pengukuran terhadap sifat-sifat fisisnya. Sifat-sifat fisis disebut sebagai besaran umum, seperti : panjang, volume, momentum dan lain-lain. Pengukuran besaran sifat-sifat fisis dilakukan dengan membandingkan besaran yang akan diukur dengan dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Pengukuran besaran fisik menjadi salah satu pekerjaan yang paling penting dibidang keteknikan. Kepentingannya karena berkaitan erat dengan keberhasilan dalam menetapkan batasan-batasan yang diperlukan bagi perancangan elemen-elemen yang saling berhubungan dalam suatu bangunan mesin. Agar dapat berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki.
Dari seluruh besaran fisik yang ada, Sesuai dengan ketetapan SI (Satuan Internasional) dalam hal ini diwakili oleh tiga besaran ukuran pokok / dasar :
– Panjang, dilambangkan dengan : L
– Massa, dilambangkan dengan : M
– Waktu, dilambangkan dengan : T
Besaran pengukuran lainnya yang dibentuk oleh gabungan dari ketiga satuan dasar ini, menjadi satuan turunan. Seperti contohnya satuan luas penampang, kecepatan, percepatan, tekanan dan lain-lain.
Sedangkan untuk sistim satuan, dikenal ada empat sistim satuan yang umum digunakan dan diakui secara internasional (SI), yakni :
– Satuan CGS (centimeter, gram dan second).
=> dikenal sebagai satuan mutlak (absolut) atau satuan fisik.
– Satuan MKS (meter, kilogram dan second).
– Satuan FPS (foot, pound dan second).
=> dikenal sebagai satuan grafitasi atau satuan perancangan.
– Satuan SI (satuan Sistim Internasional).
Sistim satuan yang digunakan pada seluruh kurikulum ini, menggunakan sistim Satuan Internasional ( SI ) Unit.
Sumber: http://yefrichan.wordpress.com/2012/03/16/sistim-satuan-elemen-mesin/