Menyesuaikan Pemadam Dengan Jenis Kebakaran (Bagian 2)
28 August 2014
Api yang tidak dapat dikendalikan dan kebakaran adalah salah satu bencana yang sangat tidak diinginkan terjadi di masyarakat tanah air. Disamping memberikan dampak buruk berupa kerugian material yang cukup besar karena benda-benda yang hangus terbakar bisa jadi tidak dapat lagi digunakan, kebakaran yang besar pun bahkan kerap kali memberikan dampak berupa hilangnya nyawa manusia atau beberapa hewan. Untuk menghindari terjadinya kebakaran besar, ada baiknya saat api mulai muncul, kita sudah dapat mengendalikan atau bahkan memadamkannya. Namun, tak semua bahan atau barang yang ada di sekitar hunian manusia dapat digunakan untuk memadamkan api, dan bahkan belum tentu benda-benda yang diyakini dapat memadamkan api tersebut ternyata efektif untuk memadamkan api.
Berbagai kelas kebakaran telah ditetapkan dan berbagai macam bahan pemadam kebakaran pun telah disesuaikan dengan kelas tersebut agar pemadam yang dipakai sesuai dengan jenis kebakarannya. Kita pun harus mempelajari jenis pemadam mana yang cocok untuk kelas kebakaran mana agar sesegera mungkin dapat mengendalikan api secara efektif. Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang pemadam api berbahan air yang sangat umum dipakai di masyakarat, dan untuk kali ini, kita akan membahas tentang pemadam api dengan bahan busa.
Pemadam api berbahan busa atau foam biasanya memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan pemadam berbahan dasar air. Meskipun mahal, jenis pemadam ini sangatlah serbaguna karena dapat memadamkan setidaknya dua jenis kelas kebakaran, yakni kelas kebakaran A dan kelas kebakaran B. Meskipun begitu, kita harus tetap berhati-hati menentukan kelas kebakaran dengan jenis pemadam ini mengingat pemadam berbahan foam sangat tidak cocok untuk jenis kebakaran yang berhubungan dengan listrik. Meskipun begitu, jika tidak ada pemadam jenis lainnya, pemadam ini diyakini akan jauh lebih aman digunakan jika dibandingkan dengan pemadam jenis air.
