5 June 2014
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang beberapa sistem induksi yang mempengaruhi proses polimerisasi pada resin. Namun, dibalik berbagai sistem induksi yang membutuhkan aktifasi dari berbagai subjek seperti panas, kimia, maupun sinar, maka kita juga perlu mengenal adanya modifikasi polimer yang ada pada resin. Polimer yang mengalami modifikasi adalah polimer yang berjenis akrilik. Namun jenis polimer akrilik yang dapat dimodifikasi ini pun tidak sembarang polimer akrilik. Beberapa jenis polimer akrilik yang saat ada penambahan senyawa namun tidak ikut serta dalam reaksi polimerisasi adalah oily organic easter, inorganic fillers, dan juga rubber. Sementara itu, beberapa jenis lainnya dapat ditambahi dengan oli seperti pada polimer berjenis dihutyl phthalate soften atu plasticizer dapat mengalami penambahan jumlah polimer sehingga bentuk dan kondisinyapun akan berubah seperti karet. Jenis plasticized ini jamak dipakai pada produk soft liners sementara pada produk gigi tiruan.
Setelah berapa lama diproses, bahan ini pun akan mengeras. Bagian rubber sendiri dapat ditambahkan pada resin akrilik untuk bertujuan agar daya tahan resin ini lebih baik dalam menghadapi benturan. Degan adanya modifikasi polimer ini, otomatis produk resin yang dipakai pun memiliki ketahanan akan adanya benturan hingga dua kali lipat besarnya jika dibandingkan dengan polimer akrilik yang biasanya dipakai pada industri pembuatan gigi tiruan.
Dalam modifikasi polimer ini pula kita dapat menemukan adanya proses polimerisasi yang disebut sebagai proses kondensasi dan juga reaksi adisi. Biasanya, proses polimerisasi terjadi dikarenakan oleh proses reaksi kondensasi, sementara itu proses polimerisasi adisi sendiri terjadi apabila kita menemukan adanya proses polimerisasi karena adanya reaksi adisi.